RameNews, Sidoarjo – Berita duka! Jumlah korban ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Hingga Selasa, 30 September 2025, total puluhan santri dilarikan ke sejumlah rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Islam (RSI) Siti Hajar Sidoarjo.
Plt Kabid Pelayanan Penunjang Non Medis RSI Siti Hajar, Erly Mawar Nur Aini, menyatakan jumlah korban yang ditangani di RSI Siti Hajar mencapai 52 santri.
“Jumlahnya bertambah dari data sebelumnya yang tercatat 44 pasien. Sekarang perkembangan sementara total ada 52 orang,” kata Erly.
Dari 52 korban di RSI Siti Hajar:
10 santri masih menjalani rawat inap.
40 pasien sudah diperbolehkan pulang dan menjalani rawat jalan.
Satu pasien asal Surabaya dilaporkan meninggal dunia. Jenazah telah dipulangkan ke Bangkalan, Madura, Senin malam.
Satu santri dirujuk ke RS Sakinah Mojokerto karena membutuhkan tindakan bedah syaraf.
Selain di RSI Siti Hajar, korban juga dirawat di RSUD R.T. Notopuro dan RS Delta Surya Sidoarjo. Untuk memudahkan keluarga, RSI Siti Hajar telah membuka posko informasi di area depan rumah sakit.
FOKUS UTAMA SAR: SELAMATKAN 7 SANTRI TERJEBAK DI BAWAH BETON
Sementara itu, proses evakuasi korban di lokasi reruntuhan musala Ponpes Al-Khoziny terus dilakukan secara intensif. Sekretaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Jatim, Adhy Karyono, mengungkapkan data terbaru korban yang berhasil dievakuasi.
Korban selamat yang berhasil dievakuasi dari balik reruntuhan bertambah 7 orang, menjadi total 11 santri. Mereka langsung dibawa ke RSUD Sidoarjo untuk perawatan.
Korban meninggal juga bertambah dua, menjadi total tiga orang.
Baca juga: Dedi Mulyadi Minta Program MBG Diaudit
Kendala terbesar yang dihadapi tim SAR adalah keberadaan tujuh santri yang diketahui masih hidup tetapi terjepit di bawah himpitan beton berat.
“Fokus utama tim SAR saat ini adalah menyelamatkan tujuh korban yang ada di balik reruntuhan beton. Prosesnya sangat sulit karena kondisi mereka berada di bawah himpitan material bangunan,” tegas Adhy.
Adhy menambahkan, data jumlah korban masih bersifat dinamis dan bisa terus berubah sesuai perkembangan di lapangan.
TIM SAR GABUNGAN BERGERAK, BASARNAS YOGYAKARTA TURUN TANGAN
Upaya penyelamatan korban di reruntuhan bangunan bertingkat ini mengerahkan tim SAR gabungan dari berbagai daerah. Kepala Kantor SAR Yogyakarta, Kamal Riswandi, mengatakan timnya diperintahkan oleh Basarnas Pusat untuk membantu.
“Kantor SAR Yogyakarta diperintahkan oleh Kantor Basarnas Pusat mengirimkan satu tim rescue untuk membantu proses evakuasi,” ujar Kamal.
Tim dari Yogyakarta terdiri dari 10 personel penolong dan satu humas, dilengkapi kendaraan dan peralatan evakuasi khusus di reruntuhan bangunan. Mereka bergabung dengan Kantor SAR Surabaya, Basarnas Special Group (BSG) dari Jakarta, Kantor SAR Semarang, serta tim SAR gabungan lainnya.
Insiden ambruknya bangunan terjadi pada Senin (29/9) sore sekitar pukul 15.35 WIB saat kegiatan pengecoran tengah berlangsung. Diduga, fondasi tidak kuat menahan beban sehingga bangunan bertingkat itu runtuh hingga lantai dasar. Tim SAR kini menggunakan peralatan ekstrikasi untuk mempercepat pembukaan akses ke lokasi korban. (yans/ant/mtrv)









