Home / Berita Terkini / Pendidikan / Papan Interaktif Digital Mulai Masuk Sekolah

Papan Interaktif Digital Mulai Masuk Sekolah

RameNews.com – Pemerintah terus mengakselerasi langkah digitalisasi pendidikan melalui distribusi Papan Interaktif Digital atau Interactive Flat Panel (IFP) ke berbagai sekolah di Indonesia.

Perangkat ini digadang-gadang mampu menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, inklusif, dan menyenangkan bagi para siswa.

Kebijakan ini merupakan bagian dari program besar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) dalam pemerataan fasilitas teknologi dan peningkatan mutu sarana belajar di seluruh wilayah Tanah Air.

Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Atip Latipulhayat, menyebut bahwa IFP menjadi kunci dalam membangun ekosistem belajar digital yang lebih dinamis.

Baca juga: Shalat Tanda Cinta Kita Kepada Allah

“Pemanfaatan teknologi seperti IFP penting untuk menumbuhkan iklim belajar yang lebih hidup dan inovatif,” ujar Atip saat meninjau distribusi perangkat di SMP Negeri 2 Majalengka, sekaligus meresmikan tahap awal revitalisasi SMP IT Al Ittihad Sumberjaya, Selasa (14/10).

Revitalisasi Sekolah, Progres Sudah 40 Persen

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Sekolah SMP IT Al Ittihad, Aziz Wildan, menjelaskan bahwa progres revitalisasi sekolah sudah mencapai 40 persen sejak dimulai pada 21 September lalu.

Pekerjaan saat ini difokuskan pada penataan lantai dua yang akan difungsikan untuk perpustakaan dan ruang UKS, dengan target selesai pada 15 Desember mendatang.

Teknologi yang Menghidupkan Kelas

Bagi para guru, hadirnya IFP membawa warna baru dalam proses belajar mengajar. Salah satunya diungkapkan oleh Ade, guru di SMP Negeri 2 Majalengka.

Menurutnya, perangkat ini memungkinkan pembelajaran lebih interaktif melalui audio-visual, simulasi digital, dan berbagai platform edukatif seperti Quizizz dan Wayground.

Tonton juga: Soekarno: Aku Bukan Budak Moscow

“Siswa antusias banget, nggak cepat bosan. Bahkan dipakai juga buat mata pelajaran seperti matematika. Harapannya, sekolah kami bisa dapet 10 unit sesuai data dapodik,” ucapnya penuh semangat.

Pastikan Proyek Lancar, Wamen Cek Langsung ke Lapangan

Selain memastikan distribusi IFP berjalan baik, Wamen Atip juga meninjau langsung proses pembangunan fisik sekolah. Ia berdialog dengan para pekerja konstruksi untuk memastikan proyek berjalan sesuai waktu dan tanpa hambatan administratif.

“Alhamdulillah, semua aman. Nggak ada kendala,” jawab para pekerja saat ditanya soal proses pengerjaan.

Pemerintah menargetkan seluruh sekolah penerima program digitalisasi dapat memanfaatkan IFP secara optimal pada semester depan.

Langkah pemerintah menghadirkan kelas digital modern patut diapresiasi. Namun, di sisi lain, kebijakan ini kembali menyoroti kesenjangan pendidikan antarwilayah yang belum terselesaikan.

Di kota besar, sekolah dengan jaringan internet stabil dan tenaga guru yang melek teknologi tentu akan menikmati manfaat IFP secara maksimal. Tapi bagaimana dengan sekolah di pelosok yang masih berjuang bahkan untuk memiliki listrik stabil atau koneksi internet layak?

Jika tidak diimbangi pemerataan sarana dan pelatihan guru, program digitalisasi ini bisa menciptakan “kesenjangan baru” — antara sekolah yang siap dengan yang tertinggal.

Digitalisasi seharusnya menjadi jembatan kemajuan, bukan tembok pemisah antara pusat dan daerah.

RameNews menilai, pemerintah perlu memastikan kebijakan teknologi pendidikan tidak berhenti di seremoni distribusi alat, tetapi benar-benar diikuti dengan pendampingan, pelatihan, dan perawatan berkelanjutan. (yans)

Tag:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *