RameNews, Jakarta – Nadiem Makarim, mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, jadi tersangka kasus dugaan korupsi proyek pengadaan laptop berbasis Chromebook di Kemendikbudristek.
Kabar ini langsung jadi sorotan publik. Nama besar pendiri Gojek itu kini terseret dalam kasus proyek digitalisasi pendidikan senilai triliunan rupiah.
Bagaimana Nadiem Bisa Jadi Tersangka?
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Agung (Kejagung) Anang Supriatna, menjelaskan bahwa penetapan Nadiem sebagai tersangka didasarkan pada hasil pemeriksaan terhadap 120 saksi dan 4 orang ahli, dan bukti-bukti yang menguatkan adanya dugaan peran aktif Nadiem dalam proyek Chromebook
Direktur Penyidikan Jampidsus, Nurcahyo Jungkung, menambahkan Nadiem disebut beberapa kali bertemu Google Indonesia untuk membahas penggunaan Chrome OS.
Pada 6 Mei 2019, Nadiem bahkan menggelar rapat via Zoom dengan pejabat penting Kemendikbudristek untuk menginstruksikan penggunaan Chrome OS, padahal proyek pengadaan TIK belum dimulai.
Nadiem dijerat Pasal 2 Ayat 1 atau Pasal 3 juncto Pasal 18 UU Tipikor jo Pasal 55 KUHP.
Nadiem Diperiksa, Didampingi Hotman Paris
Hari ini, Nadiem hadir di Gedung Bundar Kejagung dengan wajah tenang, didampingi pengacara kondang Hotman Paris Hutapea.
Namun ketika dicecar wartawan, Nadiem hanya singkat berkata:
“Dipanggil untuk kesaksian, terima kasih, mohon doanya.”
Pesan Menggetarkan Nadiem untuk Keluarga
Setelah resmi ditetapkan sebagai tersangka, Nadiem sempat menyampaikan pesan penuh haru untuk istri dan keempat anaknya yang masih balita:
“Untuk keluarga saya dan empat balita saya. Kuatkan diri.”
Dengan suara bergetar, ia menegaskan tidak bersalah:
Baca juga: 7 Jam Dicecar KPK, Yaqut Masih Lolos Jadi Tersangka
“Saya tidak melakukan apa pun. Tuhan akan melindungi saya, kebenaran akan keluar. Allah akan mengetahui kebenaran.”
Nadiem juga menekankan prinsip hidupnya:
“Seumur hidup saya, integritas nomor satu, kejujuran nomor satu. Allah akan melindungi saya, InsyaAllah.”
Apa Itu Laptop Chromebook?
Laman Vizor menuliskan Chromebook dirancang untuk digunakan dengan koneksi internet yang konstan. Namun, banyak aplikasi ChromeOS, seperti Gmail dan Google Docs bisa diakses secara offline atau tanpa sambungan internet.
Data kemudian bisa disinkronkan saat jaringan telah pulih. Sejumlah aplikasi memiliki kemampuan ini, tetapi ada juga yang harus mengubah pengaturannya atau memasang ekstensi tambahan dari Chrome.
Situs itu juga menuliskan Chromebook memang saat ini menguasai pasar teknologi di sektor pendidikan. Sebab perangkat itu ideal bagi pelajar, karena memiliki beberapa keunggulan misalnya baterai yang bertahan lama, bobotnya yang ringan, dan harganya yang jauh lebih murah karena sistem operasinya tersedia secara gratis.
Perangkat berbasis ChromeOS itu berfokus pada penggunaan layanan komputasi awan atau cloud. Semua data dalam perangkat akan disimpan dalam Google Drive secara otomatis.
Tonton juga: Saat DPR Keblinger Sahkan Undang Undang Penuh Kontroversi
Bukan hanya file, ini juga berlaku bagi ekstensi hingga password yang akan dicadangkan setiap saat. Kecuali, pengguna memilih menyimpannya secara lokal maka pecadangan otomatis tidak akan terjadi.
ChromeOS juga akan otomatis diperbarui di latar belakang bahkan saat digunakan. Jadi tidak perlu lagi melakukan boot ulang atau harus menunggu.
Chromebook pertama dijual oleh Acer dan Samsung setelah diluncurkan dalam acara Google I/O pada 11 Mei 2011. Produsen lain seperti Lenovo, Hewlett-Packard dan Google sendiri memasuki pasar awal tahun 2013. (yans)











Satu Komentar