RameNews, Bandung Barat – Kasus keracunan massal menimpa ratusan siswa di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, setelah menyantap paket makanan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Senin (22/9/2025). Hingga Senin malam pukul 23.56 WIB, jumlah korban tercatat mencapai 301 orang dari berbagai jenjang pendidikan.
Para siswa yang keracunan berasal dari SMK Pembangunan Bandung Barat (PBB), MTs Darul Fiqri, dan SD Negeri Sirnagalih. Gejala yang dialami bervariasi, mulai dari mual, muntah, pusing, diare, sesak napas, hingga kejang. Bahkan, beberapa siswa dilaporkan buang air besar bercampur darah.
Kepala Puskesmas Cipongkor, Yuyun Sarihotimah, menyebut pasien pertama datang sekitar pukul 12.06 WIB dan jumlahnya terus bertambah cepat. “Rata-rata pasien mengalami sesak, sehingga banyak yang harus dirujuk ke RSUD Cililin. Apalagi informasi dari penyelenggara, makanan dibagikan sebanyak 3.600 porsi,” ujarnya.
Data sementara penanganan darurat mencatat:
116 siswa dirawat di Puskesmas Cipongkor
13 siswa di Bidan Desa Sirnagalih
27 siswa di RSUD Cililin
127 siswa di Posko Kecamatan Cipongkor
18 siswa di RSIA Anugrah
Kepala Bidang Humas Polda Jawa Barat, Kombes Hendra Rochmawan, menyatakan polisi tengah menyelidiki sumber makanan yang diduga basi. Menu yang disajikan kepada siswa meliputi nasi, ayam kecap, tahu, dan buah.
Baca juga: Prabowo: Indonesia Akui Israel Jika Palestina Merdeka
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan KBB, Lia N Sukandar, menyebut kebutuhan utama saat ini adalah pasokan oksigen. “Kami sudah koordinasi untuk tambahan suplai oksigen dari RSUD Cililin dan Cikalong Wetan. Sampel muntahan korban juga sudah dikirim ke laboratorium,” jelasnya.
Lia menegaskan tren kasus masih terus naik. Status Kejadian Luar Biasa (KLB) akan ditetapkan setelah hasil laboratorium keluar.
Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail, menyampaikan keprihatinannya dan memerintahkan seluruh dinas terkait untuk fokus pada keselamatan siswa. “Prioritas utama adalah pemulihan korban, sementara investigasi penyebab tetap berjalan,” katanya.
Polemik Program MBG
Kasus ini memicu sorotan terhadap program Makan Bergizi Gratis yang merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, menegaskan MBG tidak akan diganti dengan bantuan uang tunai. Menurutnya, bantuan tunai sudah diakomodasi lewat program BLT, sementara MBG dirancang khusus untuk intervensi gizi sekaligus menggerakkan ekonomi desa.
“Kami tidak ingin program ini diganti uang tunai, karena rawan penyelewengan. MBG dirancang untuk membentuk ekosistem pangan lokal dan kemandirian desa,” jelasnya.
Namun, Jaringan Pemantauan Pendidikan Indonesia (JPPI) mendesak agar program MBG dihentikan sementara. Koordinator JPPI, Ari Hadianto, menilai kasus keracunan di berbagai daerah menunjukkan adanya masalah sistem, bukan sekadar teknis.
Tonton juga: The Conjuring: Last Rites (Membosankan..)
“Tolong sampaikan ke Pak Prabowo, hentikan program MBG sekarang juga. Ini kesalahan sistem di BGN karena kejadian serupa muncul di berbagai wilayah,” tegas Ari dalam rapat dengan Komisi IX DPR RI.
Dengan jumlah korban yang terus bertambah dan penyelidikan yang masih berjalan, publik kini menanti langkah tegas pemerintah dalam memastikan keselamatan siswa sekaligus keberlanjutan program MBG. (yans/kmps/dtkc)











2 Komentar