Home / Berita Terkini / Pendidikan / Atap Ambruk, Gubernur Janji Bangun SMKN 1 Cileungsi

Atap Ambruk, Gubernur Janji Bangun SMKN 1 Cileungsi

RameNews, Bogor – Rabu (10/9) pagi di SMKN 1 Cileungsi semestinya berjalan tenang. Anak-anak duduk di kelas, guru sibuk menjelaskan materi. Namun ketenangan itu mendadak pecah ketika atap dan dinding kelas runtuh. Suara keras disertai debu beterbangan membuat semua yang ada di dalam panik.

Sebagian siswa berhasil berlari keluar, sebagian lain tertahan karena tertimpa reruntuhan. Guru dan petugas gabungan segera membantu mengevakuasi mereka. Dari laporan BPBD Kabupaten Bogor, setidaknya 31 siswa dan guru mengalami luka-luka. Empat ruangan terdampak, dua di antaranya kelas tempat kegiatan belajar berlangsung.

Meski penuh kepanikan, ada juga rasa syukur—tidak ada korban jiwa dalam insiden itu.

Kabar robohnya bangunan yang berdiri pada 2016 itu langsung sampai ke telinga Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Tanpa menunda, ia memastikan pemerintah provinsi akan segera membangun ruang kelas baru.

“Mulai besok pembangunan dimulai. Kita masih punya waktu sampai akhir tahun, dan harus kita gunakan sebaik mungkin agar anak-anak bisa kembali belajar dengan tenang,” ucapnya lewat akun resmi media sosial.

Baca juga: Bali Berduka: Banjir Besar, 2 Orang Tewas, 4 Hilang, Ruko Ambruk

Dedi menegaskan bahwa pendidikan adalah prioritas. Ia tak ingin kegiatan belajar siswa terganggu terlalu lama hanya karena ruang kelas tak layak digunakan. Lebih jauh, ia juga menyoroti kualitas pembangunan sekolah yang dinilainya tidak memenuhi standar.

“Kalau bangunan yang belum terlalu lama sudah roboh, itu tandanya kualitas pembangunannya buruk. Saya sudah minta inspektorat memeriksa, termasuk siapa yang dulu membangunnya. Semua harus bertanggung jawab,” katanya tegas.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kabupaten Bogor, Ade Hasrat di lokasi kejadian, menyebutkan atap dan dinding bangunan SMKN 1 Cileungsi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, ambruk pada Rabu pagi ketika kegiatan belajar-mengajar berlangsung, menyebabkan sedikitnya 31 siswa dan guru mengalami luka-luka.

Peristiwa terjadi sekitar pukul 09.15 WIB di Desa Limus Nunggal, Kecamatan Cileungsi. Saat itu, siswa kelas 10 dan 12 sedang mengikuti pelajaran, kemudian tiba-tiba bagian atap dan dinding ruang kelas runtuh.

Laporan BPBD mencatat ada empat ruangan yang terdampak, terdiri atas dua ruang kelas dan dua ruang pertemuan. Sejumlah siswa yang berada di dalam ruangan tertimpa reruntuhan sebelum berhasil dievakuasi oleh guru dan petugas gabungan.

Tonton juga: The Conjuring: Last Rites (Membosankan..)

Di balik tragedi runtuhnya atap sekolah, tersisa harapan baru: janji pembangunan ruang kelas yang lebih aman dan layak. Bagi para siswa SMKN 1 Cileungsi, ruang itu bukan sekadar tempat belajar, melainkan ruang untuk tumbuh, bermimpi, dan menata masa depan. (yans/ant)

Tag:

Satu Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *