Home / Berita Terkini / Nasional / Indonesia Surplus 4 Juta Ton Beras, Impor Nol Persen

Indonesia Surplus 4 Juta Ton Beras, Impor Nol Persen

RameNews.com, Jakarta — Pemerintah Prabowo Subianto serius mengatasi masalah pangan. Dalam waktu satu tahun pemerintahanya, Indonesia surplus 4 juta ton beras.

Berdasarkan data dari pertanian.go.id, bulan Januari hingga Oktober 2025 produksi beras nasional diperkirakan mencapai 31,04 juta ton, naik 12,16% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Sedangkan tahun 2024, produksi beras nasional tercatat sebesar 30,34 juta ton. Jikan dibandingkan dengan tahun 2023 yang mencapai 31,54 juta ton, maka sangat jelas penurunannya.


Tahun 2022, produksi beras mencapai 31,54 juta ton, meningkat 0,59% dibandingkan tahun 2021, karena pada tahun tersebut produksi beras mencapai 31,36 juta ton, turun 0,45% dibandingkan tahun 2020

Menteri Koordinator Bidang Pangan (Menko Pangan) Zulkifli Hasan mengumumkan bahwa Indonesia berhasil menekan impor beras hingga nol persen dan kini mencatat surplus 4 juta ton.

Menurut Zulkifli Hasan, capaian ini bukan hasil kerja instan, melainkan buah dari kolaborasi lintas kementerian dan lembaga yang memiliki visi sama: mewujudkan kedaulatan pangan nasional.

Baca juga: Hari Santri Nasional, Santri Purwakarta Kawal Peradaban

“Tahun lalu kita impor 4,52 juta ton beras. Tahun ini, impor nol persen. Produksi kita tumbuh 12,4 persen, diperkirakan mencapai 34 juta ton,” ujar Zulhas dalam keterangan pers, Selasa (21/10/2025).

Tanpa Impor Hingga Akhir 2025

Zulhas menegaskan bahwa pemerintah tidak akan membuka keran impor beras hingga Desember 2025. Dengan begitu, Indonesia secara de facto telah mencapai swasembada beras dalam waktu yang sangat singkat.

“Kita sudah mandiri. Tidak impor, tapi stok cukup. Ini hasil kerja keras petani dan seluruh tim pangan nasional,” tegasnya.

Petani Makin Sejahtera, Produksi Naik 13 Persen

Kebijakan pangan yang dijalankan pemerintah juga berdampak langsung terhadap kesejahteraan petani. Dalam setahun terakhir, nilai tukar petani naik dari 116 menjadi 124,36, tertinggi dalam lima tahun terakhir.

Selain itu, harga gabah kering panen (GKP) juga meningkat dari Rp6.000 menjadi Rp6.500 per kilogram, bahkan di beberapa daerah sudah di atas itu.

Tonton juga: Soekarno Sang Maha Pecinta

“Harga gabah tidak ada di bawah Rp6.500. Produksi naik 13 persen, surplus 4 juta ton. Artinya, petani makin untung,” papar Zulhas.

Kemenko Pangan: Jadi Orkestrator Kebijakan Nasional

Menko Pangan menjelaskan, tim pangan nasional telah bekerja cepat menjaga produksi, distribusi, dan stabilitas harga.

“Kemenko Pangan berperan sebagai orkestrator. Kami pastikan setiap kementerian dan lembaga bergerak seirama, hasilnya terasa langsung oleh petani dan masyarakat,” jelasnya.

Dengan surplus beras 4 juta ton dan meningkatnya kesejahteraan petani, pemerintah menilai Indonesia kini berada di jalur yang tepat menuju kemandirian dan kedaulatan pangan nasional.

“Ini bukti bahwa kita bisa berdiri di atas kaki sendiri. Petani sejahtera, rakyat tenang, dan Indonesia berdaulat pangan,” tutup Zulhas optimistis.

Petani Penyumbang Angka Kemiskinan di Indonesia

Meski produksi beras naik, namun data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukan dari 27,76 juta penduduk miskin di Indonesia, 17,28 juta diantaranya adalah penduduk perdesaan yang kebanyakan berprofesi sebagai petani. Kondisi ini tak pernah bergerak dari zaman kolonial hingga kini. Petani dan sektor pertanian masih dianggap pekerjaan yang berkubang dengan jerat kemiskinan.

Salah satu faktor kenapa petani miskin adalah ketidakpunyaan lahan, panjangnya proses produksi dari tanam hingga menjadi beras, dan belum adanya industrialisasi pertanian yang dikuasai oleh buruh tani. (yans)

2 Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *