RameNews, Purwakarta – Hari Santri di Kabupaten Purwakarata tahun ini terasa istimewa, lantaran taglinenya soal peradaban.
Bertempat di Taman Pasanggrahan Padjadjaran, Kelurahan Nagritengah, Kecamatan Purwakarta, Rabu (22/10), sekitar 500 peserta hadir, terdiri dari ASN Pemkab Purwakarta, ASN Kementerian Agama, hingga santriwan dan santriwati dari berbagai pondok pesantren di wilayah Purwakarta.
Camat Cibatu Bayu Permadi, S.Sos memimpin jalannya apel, sementara Wakil Bupati Purwakarta Abang Ijo Hapidin bertindak sebagai pembina apel.
Baca juga: Menteri Agama Paling Diapresiasi Publik
Turut hadir jajaran pejabat penting, di antaranya Kapolres Purwakarta AKBP I Dewa Putu Gede Anom Danujaya, Dandim 0619/Purwakarta Letkol Inf Ardha Cairova Pariputra, Kepala Kemenag Purwakarta H. Hanif Hanafi, Ketua MUI KH. John Dien, Ketua PWNU Jawa Barat KH. Abun Bunyamin, serta Ketua PCNU Purwakarta KH. Anwar Nasihin.
Pesan Wakil Bupati: Santri Harus Jadi Pelaku Sejarah Baru
Dalam amanatnya, Wakil Bupati Abang Ijo Hapidin menyampaikan duka cita mendalam atas musibah di Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo, yang menewaskan sejumlah santri. Ia menegaskan, pemerintah hadir memberikan perhatian dan bantuan kepada para korban serta berharap kejadian serupa tak terulang kembali.

Lebih jauh, Abang Ijo menegaskan pentingnya peran santri dalam menjaga kemerdekaan dan membangun peradaban bangsa.
“Santri bukan hanya penjaga nilai-nilai keislaman, tapi juga pelaku sejarah baru yang membawa nilai Islam rahmatan lil ‘alamin dalam membangun peradaban dunia,” ujarnya di hadapan peserta apel.
Tonton juga: Soekarno Sang Maha Pecinta
Polres dan Pesantren Siap Bersinergi
Sementara itu, Kapolres Purwakarta AKBP I Dewa Putu Gede Anom Danujaya mengapresiasi semangat santri dalam memperkuat nilai-nilai kebangsaan di tengah tantangan era digital.
“Polres Purwakarta siap bersinergi dengan seluruh elemen, termasuk santri dan pesantren, dalam menjaga keamanan, ketertiban, serta memperkuat karakter generasi muda yang religius dan berwawasan kebangsaan,” ungkapnya.
Sebaran Pondok Pesantren di Jawa Barat
Provinsi Jawa Barat dikenal sebagai salah satu daerah dengan jumlah pondok pesantren terbanyak di Indonesia. Berdasarkan data terbaru, ada sepuluh kabupaten dan kota yang menjadi pusat aktivitas pendidikan pesantren terbesar di provinsi ini.
Di urutan pertama terdapat Kabupaten Tasikmalaya dengan total 1.344 pondok pesantren, disusul Kabupaten Bogor sebanyak 1.093 pesantren, dan Kabupaten Garut yang menampung sekitar 1.055 pesantren. Selanjutnya, Kabupaten Cirebon mencatatkan 726 pesantren, sementara Kabupaten Sukabumi memiliki 629 pesantren yang aktif beroperasi.

Beberapa daerah lain juga memiliki jumlah lembaga pendidikan Islam yang cukup banyak, seperti Kabupaten Bandung Barat (475 pesantren), Kabupaten Karawang (470 pesantren), dan Kabupaten Ciamis (440 pesantren). Kemudian, Kabupaten Cianjur tercatat memiliki 353 pesantren, serta Kabupaten Majalengka dengan 260 pesantren.
Daerah lain yang turut berkontribusi antara lain Kabupaten Sumedang dengan 245 pesantren, Kota Tasikmalaya (243 pesantren), Kabupaten Bekasi (204 pesantren), Kabupaten Purwakarta (202 pesantren), serta Kota Bogor dengan 149 pesantren.
Secara keseluruhan, mengacu pada data Pangkalan Data Pondok Pesantren (PDPP) Kementerian Agama RI, jumlah total pondok pesantren di Jawa Barat mencapai 8.343 lembaga. Angka ini menempatkan Jawa Barat sebagai provinsi dengan pesantren terbanyak di Indonesia, jauh melampaui Banten (4.579 pesantren), Jawa Timur (4.452 pesantren), dan Jawa Tengah (3.787 pesantren). (yans)









Satu Komentar