Home / Berita Terkini / Jejak waktu / 9 September, Bom Mobil Guncang Kedubes Australia, 9 Tewas

9 September, Bom Mobil Guncang Kedubes Australia, 9 Tewas

RameNews, Jakarta – Ledakan besar mengguncang kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, pada Kamis pagi, 9 September 2004. Sebuah bom mobil seberat satu ton yang dikemas dalam mobil pengiriman Daihatsu kecil meledak tepat di depan Kedutaan Besar Australia sekitar pukul 10.30 WIB.

Akibat ledakan itu, 9 orang tewas termasuk pelaku bom bunuh diri, sementara lebih dari 150 orang luka-luka. Korban kebanyakan terkena pecahan kaca karena jendela gedung di radius 500 meter hancur berantakan.

Korban dan Kerusakan

Ledakan bukan hanya menghantam Kedubes Australia. Kedubes Yunani yang berada di gedung sebelah ikut rusak, tiga diplomatnya terluka ringan. Kedubes Tiongkok di dekat lokasi juga terkena imbas.

Di antara korban jiwa, ada Anton Sujarwo (23), petugas keamanan Kedubes, serta empat polisi Indonesia yang bertugas di sana. Ada juga tukang kebun kedutaan, Suryadi (34), dua staf kedutaan, seorang pemohon visa, dan seorang pejalan kaki.

Baca juga: 8 September, Ratu Elizabeth II Meninggal, Charles Jadi Raja

Meski dahsyat, semua staf Australia di kedutaan dilaporkan selamat.

Reaksi Internasional

Perdana Menteri Australia John Howard menyebut peristiwa ini sangat mengecewakan. Menlu Australia Alexander Downer menegaskan, “Serangan ini jelas ditujukan ke Kedubes Australia.”

Polisi menduga Jemaah Islamiyah (JI) berada di balik serangan. Kelompok ini juga sebelumnya menyerang Bali pada 2002 dan Hotel Marriott Jakarta pada 2003.

Ancaman dan Pesan Teks Misterius

Beberapa jam setelah bom meledak, beredar informasi soal pesan teks yang dikirim ke otoritas Indonesia 45 menit sebelum ledakan. Isinya: ancaman serangan jika tokoh JI Abu Bakar Ba’asyir tidak dibebaskan. Namun polisi Indonesia membantah menerima pesan tersebut.

Tak lama, sebuah situs Islamis merilis pernyataan Jemaah Islamiyah. Mereka mengaku bertanggung jawab dan menyebut bom ini balasan atas dukungan Australia terhadap Amerika Serikat di Irak.

Dalang dan Pelaku

Polisi menyebut dua tokoh JI, Azahari Husin dan Noordin M. Top, berada di balik perencanaan. Azahari tewas dalam penggerebekan di Batu, Jawa Timur (2005), sementara Noordin tewas di Surakarta (2009).

Pelaku bom bunuh diri berhasil diidentifikasi sebagai Heri Golun, berdasarkan tes DNA di TKP.

Tonton juga: The Conjuring: Last Rites (Membosankan..)

Pada November 2004, polisi menangkap Rois alias Iwan Dharmawan di Merak, Banten. Ia mengaku mendapat dana dari kurir Osama bin Laden lewat Malaysia. Rois mengklaim target bom karena Australia dianggap antek Amerika di Irak.

Vonis Mati

Pada 13 September 2005, pengadilan menjatuhkan hukuman mati bagi Rois. Namun, di persidangan ia membantah keterlibatannya dan menolak vonis tersebut. Upaya bandingnya juga ditolak. (yans/wkp)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *